Minggu, 19 Juni 2011

:: KETIKA AKU DAN NURANI BERBISIK ::

Aku:


Setetes jiwa di dalammu

Memaki aku

Bagai titian karang

Yang robek serpihan hati

Tenggelam dan menangis



Kuacak dirimu

Dengan beban dentang waktu

Selalu memangsamu di ujung jalan

Bertikai dalam kebimbangan manunggal

Aku, kamu, kita

Artiku, artimu, arti kita

Ada mu, adaku, adanya kita

Siapa aku, siapa kamu, siapa kita



Nurani:

Tenang sayang, lihat!

Aku adalah mahligai hidupmu

Mungkin aku tak menyenandungkan lagu indah

Atau membuatmu menangis

Dengan pernak pernik kepalsuan

Inilah aku, mata air bening segala cintamu

Aku mengalir dalam tiap detak jantungmu

Di luar jangkau jemari ruang dan waktu

Aku mengagumi air karena air adalah air

Aku terbang bersama angin karena angin adalah angin

Aku bersandar kepada api hanya karena api adalah api

Dan aku mengasihi tanah hanya karena tanah adalah tanah

Aku adalah indra sejati dirimu

Yang selalusetia adalah kejujuranmu

Dalam kemurnian hati kau temukan keagungan dirimu



Aku:

Ah, indah, memang indah

Keagungan yang kau sajikan di sini

Untukku, mungkin, terlalu mewah

Terlalu jumawa malah untuk memilikimu seutuhnya

Hatiku, katakan padaku

Tentang arti cinta dan kedamaian sesungguhnya

Kesejatian mereka terlalu sering disalah artikan

Disenggamai nafsu dan angkara

Tak mudah kupahami

Sekali lagi tak mudah

Maka bantulah aku, bimbing aku

Untuk tak selalu terbakar oleh es dan dibekukan oleh api

Biarlah segala penjuru mata angin menyatu di sini

Di hadapanku, di detik ini



Nurani:

Hanya dirimu, yang mampu, yang membiarkan

Yang tak relakan dirimu menjadi kejadian

Untuk tak menjadi detik ini, tempat ini



Kenalilah cinta sebagai cinta

Relakan cinta mencinta

Biarkan cinta memilihmu untuk menjadi kelentikan jemarinya

Dan ia akan membimbingmu

Karena aku dan dia adalah saudara kembar

Dalam dua istana yang berbeda

Dia ada di hati Sang Kuasa

Dan aku di hatimu

Hanya untuk mengejewantahkan kedamaian

Yang selalu terurai indah sebagai jubah sang Cinta



Dan bila kau memeluk cinta

Berbahagialah

Karena kau terselimuti segala kekayaan alam semesta

Perlahan, ia akan memugar intisari dirimu

Yang telah runtuh oleh segala

Keraguan dan kebimbangan

Akan dirimu sendiri,

Akan aku

Akan mereka yang sesungguhnya kau cinta

Akan dunia yang kau patrikan di benakmu

Dan.. pada akhirnya..

Jadilah kejadian di tempat ini di detik ini

Sepenuhnya, dan lihatlah dirimu bersayap cinta



Aku:

Hmm... sepintas mudah ternyata..

Mudah.. hanya aku yang selalu terlena

Oleh bayang-bayang semu kekakuan dan ketakutan

Membawaku jauh darimu, hatiku

Samar-samar suaramu, tetap tenangkan aku

Terima kasih, untukmu dan saudara kembarmu

Dan terima kasih, untukku, yang mendengarkanmu

Persilakan aku dan kamu menyatu

Menyatu, menjadi kejadian alam semesta..mencari cintaNYA...

Semoga..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar